Pandemi Covid 19
Pandemi Covid-19 sejak dideklarasikan WHO pada tanggal 11 Maret 20201 telah menyita perhatian yang sangat luas, menimbulkan keprihatinan dan kepanikan masyarakat dunia. Pada saat ini semua pihak tanpa terkecuali, baik WHO, Pemerintah Pusat dan Daerah, Kementerian dan Lembaga, anggota legislatif, Jajaran TNI/Polri, Ahli Kedokteran, Epidemiolog, Ahli Biologi, Pelaku Dunia Uaha, Kalangan Media, Tokoh Masyarakat, Pemuka Agama, dll. sedang berjuang bersama-sama mencari bebagai bentuk response yang efektif guna menghentikan laju penularan Coronavirus atau SARS-CoV-2 yang semakin hari semakin tidak terbendung penyebarannya “ibarat terjangan ombak besar yang menenggelamkan apa saja yang dilaluinya”.
Novel Corona Virus (nCoV)2) yang oleh WHO disebut Covid-193) berdasarkan update data per 27 Maret 2020 atau berselang ± 12 minggu ( 2,5 bulan) sejak ditemukan pertama kali di Wuhan, Tiongkok, diketahui telah menyebar mencakup lebih dari 200 negara dengan jumlah kasus confirmed mencapai lebih satu juta orang (1.018.845) dan mengakibatkan 53,292 kematian (CFR:5,2%)4.
Di Indonesia Covid 19 pertama dilaporkan pada 2 Maret 2020 sebanyak 2 kasus dan jumlahnya meningkat secara fluktuatif dari waktu ke waktu. (±70 orang per hari). Berdasarkan data Dashboard Kasus COVID-19 Kemenkes RI (03 April 2020) ; jumlah positif Covid 19 dilaporkan sebanyak 1,986 kasus, meninggal 181 orang (CFR : 9,1%), sembuh 134, dengan demikian penderita yang masih menjalani perawatan dan atau disebut kasus aktif (berpotensi menularkan) sebanyak 1.671 penderita (lihat Grafik 2). Distribusi kasus Covid di Indonesia tersebar di 32 Provinsi kecuali Provinsi Gorontalo dan Nusa Tenggara Timur.
Jumlah terbanyak di DKI Jakarta yakni 971 kasus dan meninggal (74) dan sembuh (48).5) Sedangkan situasi di Sumatera Utara dalam kurun waktu yang sama berdasarkan data yang dipublikasi Kemenkes RI diketahui terdapat 22 kasus terkonfirmasi Covid 1 dan meninggal (3)6)
Beban Ganda Penyakit (Burden Disease)
Penyebaran kasus dan kematian terdampak covid 19 di Indonesia terus meningkat5), situasi yang sama juga dialamai negara-negara lain4). hingga tentunya menimbulkan masalah beban ganda penyakit burden disease yang semakin berat, mengingat sebelum munculnya Pandemi Covid 19, Indonesia terutama Sumatera Utara juga tengah menanggung beban ganda dalam penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Penyakit Menular (PM) dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang masih relative tinggi, serta sedang focus pada kegiatan untuk pencapaian SPM serta indikator program prioritas nasional Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Burden disease tersebut apabila terkendala intervensinya, maka berpotensi meningkatkan resiko klinis penyakit lebih berat dan berujung kematian, apalagi jika terinfeksi SARS-CoV-2, karena diketahui disamping faktor usia, beberapa insidensi penyakit tidak menular dan menuar juga merupakan faktor co-morbid atau menjadi pemicu kematian pada kasus-kasus Covid 19. Sebaran jumlah penderita PTM dan PM di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang dinilai perlu mendapatkan perhatian dari serangan Covid 19 dirinci menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dapat dikemukakan pada table (1) di bawah ini :
Berdasarkan table (1) diketahui sebanyak 1.144,292 jiwa atau 7,79% dari total penduduk Sumatera Utara dengan perincian Penderita Hypertensi (946.728) ; DM Type 2 (134.810) ; TB (55.051) ; TB Resisten Obat (665) dan Orang Dengan HIV yang sedang Menjalani Pengobatan atau ODHA on ART sebanyak 7.038).7 Untuk itu Direktur Jenderal WHO (Tedros Adhanom Ghebreyesus) meminta agat kita dapat menyiapkan system kesehatan yang mampu menangani kasus Covid 19 sekaligus mampu mempertahankan layanan kesehatan penting linnya, misalnya tak kendur dalam melaksanakan pelayanan kesehatan TBC di tengah pandemi Covid-19.8)
Sebagai gambaran, Penyakit Tidak Menular seperti hypertensi dan DM Type 2 merupakan penyakit kronis yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh penderita melemah hingga lebih sulit melawan infeksi. Akibatnya akan lebih mudah terserang penyakit, termasuk COVID-19 yang disebabkan oleh infeksi virus Corona. Selain itu, penderita penyakit kronis juga kebanyakan telah memiliki indikasi kerusakan organ. Ketika terserang virus Corona, maka kerusakan organ tersebut bisa menjadi semakin parah, sehingga prognosis COVID-19 yang muncul juga menjadi lebih berat9). Italia diberitakan 76,1% pasien COVID-19 yang meninggal adalah terjadi pada penderita yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi10).
Penyakit menular seperti TB sensitive terhadap OAT (obat anti TB) dan TB Resisten Obat (TB Ro) sebanyak (5,716 orang) di Sumatera Utara pada umumnya mereka memiliki paru-paru yang kurang sehat akibat terinfeksi Mycobacterium tuberculosa dan hal ini tentunya akan membahayakan kesehatannya bila terinfeksi Covid 19. “Boleh jadi penderita TBC banyak yang akan meninggal akibat pandemi virus korona baru bertambah, bila tidak dapat mengakses pengobatan sesuai ketentuan.”8)
“Menjaga penderita TB tetap mendapatkan pengobatan pada saat Pandemi Covid 19” adalah topik webinar antar Provinsi di Indonesia yang dipandu Kemenkes pada pertengahan Maret 2020. Diketahui bahawa proses menjalani pengobatan TB mengalami kendala, penderita TB mengalami stigma “ketakutan tertular Corona bila harus mengunjungi faskes untuk keperluan cross-check dan minum obat di depan nakes bagi penderita TB RO”. Hal yang sama juga dialami penderita HIV, dengan kondisi kekebalan tubuh yang menurun, mereka mengalami ketakutan untuk melakukan pemeriksaan Viral-load, memperoleh pengobatan dan mendapatkan konseling di Rumah Sakit, karena mereka juga takut terinfeski virus Corona.
Rekomendasi
Menyikapi kondisi tersebut, maka berdasarkan hasil forum diskusi PAEI Cabang Sumatera Utara merekomendasikan/menyarankan kepada Dinas Kesehaan Provinsi Sumatera Utara tentang berberapa hal berikut ini :
- Dinkes diharapkan agar terus bersinergi dengan gugus tugas dalam menjalankan tugas memerangi Pandemi Covid 19 di Sumatera Utara, dengan tetap memberikan komitmen yang tinggi untuk mengatasi permasalahan PTM dan PM.
- Penduduk Sumatera Utara sebanyak 1.144,292 jiwa yang merupakan penderita PTM dan PM sangat diharapkan mendapatkan APD, akses informasi memadai terkait penyebab, cara penularan dan bahaya Covid sehingga terlindung dari serangan virus corona karena berbahaya bila terjangkit virus corona.
- Dinkes Provsu dimintakan mengadakan pembicaraan (disarankan dengan Webinar) dengan Jajaran kesehatan di Kab/Kota termasuk pihak terkait untuk memetakan masalah dan kendala karan terpengaruh aktivitas penanganan Covid dan mencari solusi terbaik demi tetap menjaga kelangsungan pengobatan baik penderita TB maupun HIV.
- Dinkes menyiapkan APD Standar dalam jumlah yang cukup untuk melindungi petugas kesehatan di FKTP dan RS serta pasien dalam proses pelayanan TB, HIV dan penderita penyakit pernafasan lainnya.
- Perhimpunan Ahli Epidemiologi jika diminta Dinkes Provsu Sumatera Utara menawarkan diri dan bersedia membantu melakukan analisa data untuk keperluan penangan Pandemi Covid di Provinsi Sumatera Utara.
Daftar pustaka :
- Center Disease Control & Prevention, How Coronavirus Spreads, dalam https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/prevention.html?CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fcoronavirus%2F2019-ncov%2Fprepare%2Fprevention.html , diakses pada 3 April 2020
- Gorbalenya, Alexander E, Severe acute respiratory syndrome-related coronavirus – The species and its viruses, a statement of the Coronavirus Study Group". Dalam https://www.biorxiv.org/content/10.1101/2020.02.07.937862v1, diakses pada 3 April 2020.
- Center Disease Control and Prevention, Disease caused by the novel coronavirus officially has a name: Covid-19, dalam https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-guidance/naming-the-coronavirus-disease-(covid-2019)-and-the-virus-that-causes-it , diakses pada 3April 2020.
- World Health Organization, Coronavirus disease (COVID-2019) situation reports, dalam https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/situation-reports , diakses pada 3 April 2020
- Kementerian Kesehatan RI, Dashboard Data Kasus COVID-19, dalam https://www.kemkes.go.id/article/view/20031900002/Dashboard-Data-Kasus-COVID-19-di-Indonesia.html , diakses pada 3April 2020
- Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara. 2020. Laporan Harian Jumlah Kasus COVID-19 di Sumatera Utara
- Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2020. Laporan Harian Penyelidikan Epidemiologi COVID-19 di Sumatera Utara
- Atika Walujani Moedjiono. 2020. Penderita Tuberkulosis Rentan Meninggal Akibat Covid-19. dalam https://bebas.kompas.id/baca/bebas-akses/2020/03/26/penderita-tuberkulosis-rentan-meninggal-akibat-covid-19/ . diakses pada 3 April 2020.
- Gloria Setyvani Putri. 2020. Angka Kematian Akibat Virus Corona di Indonesia Tinggi, Apa Sebabnya?. dalam https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/28/180000523/angka-kematian-akibat-virus-corona-di-indonesia-tinggi-apa-sebabnya-?page=3 . diakses pada 30 Maret 2020
- Harian Haluan. 2020. Perhatian ! 10 Penyakit ini Memperparah Dampak Fatal Virus Corona Covid-19. Dalam https://www.harianhaluan.com/news/detail/90676/perhatian-10-penyakit-ini-memperparah-dampak-fatal-virus-corona-covid19 . diakses pada 3 April 2020.