Berdasarkan Global Nutrition Report (GNR) tahun 2014, Indonesia termasuk kedalam 17 negara diantara 117 negara yang mempunyai tiga masalah gizi pada balita yaitu Stunting, Wasting dan Overweight, disamping itu Indonesia termasuk juga didalam 47 negara dari 122 negara yang mempunyai masalah anemia pada Wanita Usia Subur (WUS).
Masalah gizi merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapat perhatian khusus . Biaya kemanusiaan dan ekonomi dari kurang gizi luar biasa besar. Kondisi kekurangan gizi akan menyebabkan rendahnya status kesehatan dan gizi, dan hal ini akan berakibatpada rendahnya kualitas SDM, pencapaian pendidikan dan daya saing bangsa.
Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015 diperoleh angka stunting sebesar 29 %, hal ini menunjukkan bahwa masalah stunting masih merupakan masalah gizi secara Nasional karena masih diatas batas ambang (20%). Konsumsi kelompok sayur dan olahan serta buah – buahan dan olahan penduduk masih rendah yaitu 57,1 gram perhari dan 33,5 per orang per hari. Sebagai wujud komitmen pemerintah untuk memerangi masalah kurang gizi khususnya stunting, telah dikeluarkan peraturan Presiden Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.
Peraturan Presiden tersebut memberikan peluang seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat dan unsur pemerintah untuk secara terpadu menanggulangi masalah gizi yang terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Konsumsi sayur dan olahan serta buah-buahan dan olahan yang belum memadai berpengaruh terhadap suplai vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Untuk mengatasi masalah-masalah diatas beberapa hal yang dicanangkan oleh ibu Menteri Kesehatan suatu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus kegiatannya pada 3 (tiga) focus kegiatan :
1. Meningkatkan aktifitas fisik
2. Konsumsi sayur dan buah
3. Deteksi Dini Penyakit
Sejalan dengan Upaya tersebut Hari Gizi Nasional (HGN) merupakan bagian penting dalam menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak untuk melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui percepatan Perbaikan/Pembangunan Gizi menuju bangsa sehat berprestasi.
Pada kesempatan itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara memberikan pengarahan dan sekaligus membuka kegiatan Seminar Gizi dalam rangka Hari Gizi Nasional ke- 57 Tahun 2017, pada tanggal 20 April 2017 di Hotel Soechi International Medan
TUJUAN :
Tujuan Umum : Meningkatkan pengetahuan Masyarakat tentang Konsumsi pangan Nusantara menuju kedaulatan pangan dan gizi
Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan keterlibatan Lintas sektor terkait dan swasta, Organisasi mayarakat dan pemerintah dalam upaya perbaikan gizi
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara memilih dan mengolah pangan Nusantara.
WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 20 April 2017 di Hotel Soechi International Jl. Cirebon No. 76 A Medan
PESERTA
Peserta seminar berjumlah 100 orang yang berasal dari Ormas TP-PKK, lintas sektor, lintas program, Organisasi Profesi, Organisasi Wanita, Organisasi Keagamaan, Puskesmas, Posyandu, stakeholder terkait, dan masyarakat Kota Medan di Prov. Sumatera Utara
MATERI SEMINAR
1. Kebijakan dan Strategi upaya perbaikan Gizi Masyarakat Provinsi Sumatera Utara
2. Manfaat sayur dan buah untuk menjaga kesehatan.
3. Pengawasan mutu dan keamanan pangan segar asal tumbuhan
4.Testimoni – Hidup sehat dengan konsumsi buah dan sayur produk lokal
NARASUMBER
Narasumber pada seminar ini berasal dari :
1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
2. Poltekkes Kemenkes RI- Medan jurusan Gizi
3. Dinas ketahanan Pangan dan Peternakan UPT Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah Provinsi Sumatera Utara
4. Kader Desa
METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawa
3. Door Prize
PEMBIAYAAN
Pembiayaan seminar ini dibebankan pada Anggaran APBD pada Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Prov. Sumatera Utara TA 2017.