• PROFIL
  • STRUKTUR ORGANISASI
  • UNIT KERJA & PEJABAT
  • ARTIKEL
  • INFORMASI PUBLIK
  • UNDUH
  • STANDAR PELAYANAN
  • FAQ
  • PERUNDANGAN
  • LITKES
  • GALERI
    • PHOTO
    • VIDEO
  • SEKRETARIAT
    • Tugas Pokok dan Fungsi
    • Publikasi Data dan Informasi
    • Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
    • Sub Bag Program, Akuntabilitas
    • Sub Bag Keuangan
  • BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT
    • Tugas Pokok dan Fungsi
    • Publikasi Data dan Informasi
    • Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
    • Seksi Promosi dan Pemberdayaan
    • Seksi Kesling dan Kesjor
  • BIDANG P2 PENYAKIT
    • Tugas Pokok dan Fungsi
    • Publikasi Data dan Informasi
    • Seksi P2 Penyakit Menular
    • Seksi Surveilans dan Imunisasi
    • Seksi P2 Penyakit Tidak Menular
  • BIDANG YANKES
    • Tugas Pokok dan Fungsi
    • Publikasi Data dan Informasi
    • Seksi Yankes Primer & Tradisional
    • Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
    • Seksi Akreditasi Fas. Pel. dan Jamkes
  • BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN
    • Tugas Pokok dan Fungsi
    • Publikasi Data dan Informasi
    • Seksi Kefarmasian
    • Seksi Alkes & Pembekalan Kes RT
    • Seksi SDM Kesehatan
  • UPTD Pelatihan Kesehatan
    • Profil UPTD Pelatihan Kesehatan
    • Struktur Organisasi UPTD Pelatihan Kesehatan
    • Kalender Pelatihan
    • alur pelayanan
    • Tugas dan Fungsi
    • Sumber Daya Manusia
    • Fasilitas Pelatihan
      • Asrama Gunung Sibayak
      • Asrama Sorik Merapi
      • Asrama Pusuk Buhit
      • Asrama Sibualbuali
      • Auditorium
      • Ruang Diskusi
      • Kelas
      • Mushola
      • Fasilitas Olahraga
      • Ruang Makan
      • Perpustakaan
      • Laboratorium Kelas
      • Ruang Praktek Konseling Menyusui
    • Hasil Survey
  • UPTD RS Khusus Mata Masy.
    • Profile RS Khusus Mata
    • Struktur Organisasi
  • UPTD Khusus Paru
  • UPTD RS Kusta Lau Simomo
  • UPTD Lab. Kesehatan Daerah
  • Profil
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • UNIT KERJA DAN PEJABAT
  • PERUNDANGAN
  • INFORMASI PUBLIK
  • UNDUH
  • ARTIKEL
  • FAQ
  • GALERY
    • PHOTO
    • VIDEO
  • STANDAR PELAYANAN
    • LITKES
  • Profil
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • UNIT KERJA DAN PEJABAT
  • PERUNDANGAN
  • INFORMASI PUBLIK
  • UNDUH
  • ARTIKEL
  • FAQ
  • GALERY
    • PHOTO
    • VIDEO
  • STANDAR PELAYANAN
    • LITKES
  • Info Kesehatan

Postmatur Bila Bayi Terlambat Lahir

  • 17-09-2014
  • 21178 Views
  • Share:
Keterangan Gambar :

Postmatur adalah kebalikan dari premature, bayi disebut postmatur bila baru lahir setelah lebih dari 42 minggu di dalam rahim. Insiden kelahiran postmatur jauh lebih umum daripada premature, sekitar 7 % bayi dilahirkan postmatur, meskipun faktanya mungkin tidak semuanya betul-betul postmatur. Sebagian bayi yang diduga postmatur sebenarnya karena kesalahan dalam menghitung awal kehamilan, hanya sekitar 2-3% yang betul-betul postmatur. Risiko bayi postmatur Seperti halnya bayi premature, bayi postmatur memiliki potensi masalahnya sendiri yang bisa berbahaya untuk kesehatan dan kelangsungan hidupnya. Setelah melewati 42 minggu kehamilan, plasenta biasanya telah menyusut sehingga lebih sedikit nutrisi dan oksigen yang tersalurkan ke bayi. Bayi yang terus tumbuh juga membuat cairan ketuban semakin berkurang. Ketika hal ini terjadi, tali pusat dapat terjepit saat bayi bergerak atau rahim berkontraksi. Hal ini juga dapat mengganggu pasokan nutrisi dan oksigen ke bayi. Sebagai kompensasi, bayi mulai menggunakan lemak dan karbohidrat sendiri untuk menyediakan energi. Tingkat pertumbuhannya menjadi lambat dan kadang-kadang berat badannya bahkan mungkin menurun. Bayi postmatur rentan untuk mengembangkan kadar gula darah rendah (hipoglikemia) karena mereka telah kehabisan simpanan lemak dan karbohidrat. Potensi masalah pada bayi postmatur antara lain : 1.Sindrom dismaturitas (dysmaturity syndrome) Bayi memiliki karakteristik insufisiensi plasenta seperti kulit yang kering, mengelupas, keriput, kuku dan rambut panjang dan tubuh terlihat kurus karena kurang gizi. 2.Sindrom aspirasi mekonium bayi mengeluarkan tinja (mekonium) ke dalam cairan ketuban dan kemudian menghirupnya ke dalam paru-paru, hal ini dapat menyebabkan bayi kesulitan bernapas dan berisiko mengembangkan komplikasi seperti infeksi paru-paru dan hipertensi polmunar persisten. 3.Makrosomia bayi tumbuh terlalu besar sehingga lebih sulit untuk lahir secara normal melalui jalan lahir. Kondisi ini terjadi bila plasenta masih berfungsi dengan baik meskipun sudah melewati 42 minggu. 4.Kelahiran mati bayi meninggal di dalam rahim. Faktor penyebab bayi lahir terlambat : 1.Terdapat riwayat kelahiran terlambat dalam keluarga atau pada kehamilan sebelumnya. 2.Sang bayi berjenis kelamin laki-laki 3.Kehamilan ini adalah riwayat anak yang pertama 4.Berat badan ibu yang berlebih atau mengalami kegemukan. 5.Kekeliruan estimasi penghitungan usia kehamilan, yang biasanya terjadi karena menstruasi terakhir tidak diketahui secara pasti. Untuk mengurangi kecemasan, kontrol tetap harus dilakukan. Terutama karena ibu yang hamil tua akan mengalami kelelahan fisik yang lebih. Kewaspadaan terhadap resiko pre-eklamsia juga tetap harus dijaga. Apabila memang terdapat riwayat keluarga yang mengalami kelahiran terlambat, tidak kemudian berarti pasangan dapat mengendorkan kewaspadaan. Perawatan Jika kehamilan Anda telah mencapai 41-42 minggu, sangat penting bagi Anda untuk memeriksa kesehatan bayi Anda. Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan, yang mencakup pemantauan janin secara fisik dan dengan Doppler atau USG. Jika pemeriksaan menunjukkan bahwa bayi aktif dan sehat dan volume cairan ketuban normal, dokter atau bidan dapat memutuskan untuk melanjutkan pemantauan secara berkala sampai persalinan Anda dimulai secara alami. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa bayi mungkin bermasalah, ada pilihan apakah akan menginduksi agar persalinan segera dimulai atau melakukan bedah caesar. Kebanyakan bayi yang dilahirkan postmatur memiliki kondisi yang sehat tanpa komplikasi. Pada bayi yang mengalami kekurangan oksigen, resusitasi mungkin diperlukan. Jika mekonium hadir dalam cairan ketuban dan bayi baru lahir lesu, tabung dilewatkan ke batang tenggorokan (trakea) untuk menghisap mekonium yang mungkin menghambat saluran pernapasan. Jika mekonium telah masuk ke paru-paru, ventilator mungkin diperlukan untuk mendukung pernapasan. Pemberian larutan glukosa melalui vena (infus) seringkali perlu dilakukan untuk mencegah hipoglikemia. Read more: http://doktersehat.com/postmatur-bila-bayi-terlambat-lahir/#ixzz3DXrv6PTS

Media sosial

  • Info
  • Populer
KLB Campak Merebak di 12 Daerah di Sumut! Dinkes Luncurkan “Lemang” untuk Tekan Ledakan Kasus
11-07-2025 20
Kadis Kesehatan Provsu menghadiri acara Penerimaan sekaligus Pemulangan Jemaah Haji Kloter 16 asal kabupaten Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu Utara dan Kota Tebing Tinggi
02-07-2025 40
Audit Klinis BPaL/M Digelar di RSUD Abdul Manan S: Langkah Nyata Sumut Perkuat Layanan TBC RO
01-07-2025 32
Harapan Baru untuk Penderita TBC RO! Sumut Jadi Pelopor Pengobatan Modern BPaL/M di Puskesmas
01-07-2025 48
7 Langkah Cara Mencuci Tangan Yang Benar Menurut WHO
19-12-2016 494.836
Membuat Ramuan Peluruh Batu Ginjal Dari Daun Tempuyung
13-10-2016 197.763
Proses dan Cara Pengolahan Limbah Rumah Tangga (Sanitasi)
18-01-2017 188.417
5 Gejala DBD yang Tak Boleh Diabaikan
07-07-2021 174.773

Kategori

  • Berita (635)
  • Info Terkini (46)
  • Kegiatan (78)
  • Info Kesehatan (56)
  • Ragam (26)

Indeks/arsip Berita

  • Januari 2025 (8)
  • Februari 2025 (3)
  • Maret 2025 (1)
  • April 2025 (8)
  • Mei 2025 (31)
  • Juni 2025 (6)
  • Juli 2025 (15)

Link terkait

  • KEMENTERIAN KESEHATAN
  • PUSAT DATA INFORMASI KESEHATAN
  • PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Banner

INFO SARAN DAN PENGADUAN

Email : diskes@sumutprov.go.id
HP : 089621407776

  • INFORMASI PUBLIK
  • STRUKTUR ORGANISASI
  • FAQ
  • UNDUH
  • PROFIL
  • ARTIKEL
  • PERUNDANGAN
  • UNIT KERJA & PEJABAT
  • STANDAR PELAYANAN
  • LITKES
  • PETA SITUS

© 2020 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. All rights reserved.