Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia Sehat 2010 merupakan salah satu agenda dalam pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan kualitas sumberdaya manusia yang sehat, cerdas, produktif dan mandiri. Meningkatkan status gizi penduduk merupakan basis pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Melaksanakan pemantauan konsumsi dan status gizi penduduk secara berkala di berbagai tingkat administrasi menjadi sangat penting untuk mengetahui besaran masalah yang perlu segera ditanggulangi.
Rakyat sehat dengan produktivitas yang kuat, ditunjang oleh gizi yang baik. Bila hal ini tercapai akan menunjang perekonomian menjadi kuat, serta memperkuat ketahanan bangsa dan Negara. Sehubungan dengan itu pemantauan status gizi (PSG), dan Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) menjadi kegiatan penting yang harus dilakukan secara berkala setiap tahun untuk meningkatkan sistim surveilans dan informasi kesehatan. Pembangunan suatu bangsa tidak hanya dapat diukur dengan pembangunan fisik saja, tetapi juga pembangunan manusianya. Dari berbagai studi yang telah dilaksanakan, terdapat hubungan positif antara derajat kesehatan masyarakat dengan produktivitas. Rakyat sehat dan produsktivitas kuat ditunjang oleh gizi yang baik akan tercermin bila masyarakat mempraktekkan keluarga sadar gizi, karna untuk menciptakan hidup sehat harus dimulai dari pendekatan keluarga. Bila hal ini tercapai akan memperkuat ketahanan bangsa dan negara.
Sehubungan dengan itu kegiatan validasi pemantauan status gizi (PSG) dan pemantauan konsumsi gizi (PKG) ke Kabupaten/Kota menjadi bagian penting yang harus dilakukan secara berkala. Pemantaun secara berkala konsumsi dan status gizi sangat diperlukan untuk mengantisipasi berbagai gejolak yang mungkin terjadi seperti krisis ekonomi, kerawanan pangan dan lain sebagainya.
Penduduk miskin dipedesaan, terutama yang tidak memiliki cukup lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhannya, dan penduduk miskin di daerah kumuh perkotaan merupakan kelompok masyarakat yang pertama kali akan mengalami kekurangan gizi pada saat terjadi gejolakkrisis atau kerawanan pangan.
Masalah konsumsi pangan sangat bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya baik pada tingkat provinsi maupun tingkat Kabupaten/Kota, sehingga sangat penting untuk memperoleh informasi tentang ketersediaan kecukupan konsumsi pangan sampai dengan tingkat rumah tangga. Dan pemantauan konsumsi gizi (PKG) pada balita. Defisiensi terhadap zat gizi mikro terutama vitamin A, iodium dan zat besi. Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) diharapkan dapat memperoleh gambaran konsumsi tingkat energi, protein, karbohidrat, dan lemak pada balita. Hasil pemantauan berupa informasi besaran masalah gizi dan trend status gizi penduduk dari waktu ke waktu merupakan informasi penting untuk perencanaan dan kebijakan perbaikan program gizi di Provinsi Sumatera Utara.