Angka Stunting Masih Tinggi! Dinkes Sumut Kumpulkan Seluruh Pengelola Gizi di Pertemuan Manajemen Program Gizi 2025
Medan, 24 Juni 2025 — Dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting dan wasting di Sumatera Utara, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara melalui Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Bidang Kesehatan Masyarakat, menyelenggarakan Pertemuan Manajemen Program Gizi Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung pada 24–26 Juni 2025 di UPTD Pelatihan Kesehatan Dinkes Provsu, Medan, dan diikuti oleh 33 pengelola program gizi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Sumut.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Plh. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, Hamid Rijal, SKM, M.Kes, yang dalam arahannya menekankan pentingnya integrasi data dan penguatan strategi program gizi secara berjenjang mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota dan puskesmas.
Data Mengejutkan: Stunting Sumut Masih di Atas 20%
Dalam sambutannya, Hamid mengungkapkan fakta yang cukup memprihatinkan. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2024, prevalensi balita pendek dan sangat pendek di Sumatera Utara mencapai 22%, lebih tinggi dari angka nasional sebesar 19,8%. Angka wasting di Sumut juga tercatat sebesar 9%, sementara nasional 7,8%. Untuk underweight, Sumut mencatat angka 17,7%, sedikit lebih tinggi dari nasional yang berada di 16,9%.
“Masalah stunting dan wasting ini masih menjadi persoalan kesehatan serius karena berada di atas ambang batas WHO. Ini tidak bisa ditangani secara parsial. Kita butuh sistem yang kuat dan informasi yang akurat,” tegas Hamid.
Fokus: Sinkronisasi Program dan Identifikasi Kendala
Pertemuan ini bertujuan untuk menyelaraskan rencana kegiatan program gizi tahun anggaran 2025 secara vertikal dan horizontal, sekaligus menjadi forum diskusi terbuka dalam mengidentifikasi hambatan dan kendala di daerah yang menyebabkan rendahnya capaian intervensi spesifik gizi.
Hamid juga menegaskan bahwa penyusunan laporan indikator gizi yang tepat dan konsisten sangat krusial dalam mendukung kebijakan dan intervensi yang efektif di lapangan. Sistem informasi gizi harus dijadikan alat utama dalam proses perencanaan, evaluasi, dan pengambilan keputusan di semua level pemerintahan.
Dinkes Sumut Dorong Aksi Nyata di Lapangan
Lebih jauh, Hamid berharap para peserta tidak hanya menyerap materi, tetapi juga membawa pulang komitmen dan langkah nyata untuk segera diterapkan di wilayah kerja masing-masing.
“Pertemuan ini bukan sekadar rutinitas. Ini adalah ruang penguatan koordinasi dan aksi. Kita harus mulai dari data yang benar, strategi yang selaras, dan komitmen yang menyeluruh,” ujarnya menutup sambutan.
Kegiatan ini menjadi salah satu agenda penting dalam roadmap percepatan penurunan stunting Provinsi Sumatera Utara, yang menempatkan pengelola program gizi sebagai ujung tombak dalam transformasi layanan gizi berbasis bukti dan responsif terhadap tantangan lokal.