Kegiatan Operational Research (OR) Penggunaan Reagen in Vitro Diagnostik PCR Base untuk Pemeriksaan TBC di Indonesia dilaksanakan di 23 Kabupaten/Kota di 8 Provinsi dengan mengikutsertakan 25 Laboratorium (baik di Rumah Sakit, Labkesda, BLKM, dan Universitas). Kunjungan dari Tim Kerja TBC di Provinsi Sumatera Utara pada 19 – 22 Maret 2024 untuk melakukan supervisi pada lokus OR yang terletak di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BLKM Medan), RS USU Medan, dan RSUD Drs. H. Amri Tambunan Deli Serdang. Pemilihan ketiga lokus tersebut berdasarkan keberadaan alat PCR yaitu pada BLKM Medan alat PCR mampu mendeteksi resistensi terhadap Rifampisin dengan InaTB-Rif, sementara di RS USU Medan dan RSUD Drs H Amri Tambunan memiliki alat PCR yang mampu mendeteksi resistensi terhadap Rifampisin dan Isoniazid dengan IndigenTB.
Kegiatan supervisi OR PCR ini bertujuan Mengidentifikasi permasalahan dan kendala terkait pelaksanaan OR PCR TBC ; Memberikan panel uji PCR ke laboratorium pemeriksa ; Melakukan pembinaan dan on the job training ke laboratorium pemeriksa meliputi pemeriksaan teknis, pelaksanaan panel uji, maupun pelaksanaan rujukan pemeriksaan dalam Program TBC ; Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat terkait pelaksanaan OR PCR TBC. Timeline pelaksanaan kegiatan OR-PCR berlangsung dari Januari - Juli 2024 dengan total sampel yang dibutuhkan adalah 1.116 dari setiap lokus. Kegiatan supervisi OR PCR dari Tim Kerja TBC Kementerian Kesehatan dan Tim Peneliti ini didampingi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Kesehatan Kota Medan, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, dan peserta dari lokus OR yang mengikuti kegiatan ini terdiri dari Pimpinan/Manajemen Rumah Sakit, Dokter Penanggung Jawab Laboratorium, serta Analis atau Petugas Laboratorium.
Kegiatan supervisi diawali dengan kata sambutan dari Tim Pusat dan Pimpinan Rumah Sakit kemudian paparan situasi dan kondisi laboratorium dari lokasi OR, dilanjutkan dengan paparan dari tim peneliti serta pengisian tools laboratorium dan diikuti dengan supervisi ke laboratorium. Hasil kegiatan supervisi dilanjutkan dengan diskusi dan rencana tindak lanjut yang rencananya akan kembali dilakukan supervisi kedua oleh Tim Pusat. Diharapkan kegiatan penelitian operasional diagnosis TBC menggunakan reagen IVD berbasis real-time PCR ini memberikan manfaat sebagai salah satu acuan pengambilan kebijakan penggunaan reagen IVD berbasis real-time PCR dalam skala yang lebih luas.