Kegiatan lokakarya tatalaksana pengobatan TB RO dengan Paduan BPaL/BPaLM tanggal 18 – 21 Agustus 2024 di Hotel Four Point Medan. Kegiatan ini dihadiri oleh 14 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan 16 Rumah Sakit PMDT se-Provinsi Sumatera Utara. Narasumber yang mengisi kegiatan ini yaitu TWG (Technical Working Group) TB RO, Tim Kerja TBC Kementerian Kesehatan, TAK RSUP H Adam Malik, USAID BEBAS TB, dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Lokakarya BPaL/M merupakan pelatihan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Layanan TB RO mengenai Paduan terbaru dalam pengobatan TB RO selama 6 bulan yaitu BPaL/M : bedaquiline, pretomanid, linezolid, moksifloksasin.
Kegiatan hari pertama dimulai dengan materi Sosialisasi Update Petunjuk Teknis Penatalaksanaan TBC RO di Indonesia oleh Dr. dr. Fathiyah Isbaniah, Sp. P (K) mengenai Paduan BPaL, BPaL/M, dan Monoresisten INH. Sesi yang dibawakan oleh dr. Fei (begitu panggilan akrabnya) berlangsung cukup intens dengan adanya pertanyaan dari peserta kegiatan mengenai kasus yang dialami di Rumah Sakit. Materi selanjutnya dibawakan oleh dr. Parluhutan Siagian, M.Ked(Paru), Sp.P(K) mengenai komponen obat pada Paduan BPaL dan Paduan pengobatan 9 bulan dengan linezolid dan etionamid. Sesi selanjutnya dibawakan oleh TO TB RO Tim Kerja TBC yaitu Ibu Tiara Verdinawati tentang Update Kebijakan TB RO di Indonesia. Setiap sesi diberikan pertanyaan kepada peserta dan peserta yang bisa menjawabkan diberikan hadiah oleh panitia. Setelah ISHOMA, materi dilanjutkan dari tim laboratorium USAID BEBAS TB yaitu Alur Diagnosis TBC, TBC RO, dan Monoresisten INH menggunakan Alat TCM. Materi kedua dari Ibu Tiara Verdinawati dilanjutkan mengenai peningkatan kualitas layanan TB RO sebagai sesi terakhir dari hari pertama.
Materi pertama di hari kedua dibawakan oleh TO TB RO Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mengenai Autopsi Verbal yang ketentuannya jika pasien TB RO meninggal di Rumah Sakit maka RS yang akan melakukan autopsi verbal, jika pasien meninggal di rumah maka puskesmas wilayah kerja rumah pasien yang melakukan autopsi verbal dan melaporkan ke Rumah Sakit untuk dilakukan penginputan KTD (Kejadian Tidak Diinginkan) di SITB. Materi kedua mengenai Pemantauan klinis dan tata laksana KIPK/AESI, Efek Samping Pengobatan Pasien TBC RO dengan Paduan BPaL/M. Setelah ishoma, dilakukan breakout room yaitu petugas laboratorium/analis mendapat materi update tentang alur laboratorium serta praktik melakukan packing sputum, sementara peserta yang lainnya dipaparkan evaluasi kualitas layanan TB RO yang sudah dilakukan yaitu mini-cohort, MICA, audit klinis, dan mentoring klinis yang dibawakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Kemudian sesi diakhiri dengan Rencana Tindak Lanjut yang dibawakan oleh Ibu Khairina Ulfa, SKM, M.Kes selaku Wassor TB Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dimana dipesankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk merutinkan kegiatan MICA sebagai upaya peningkatan kualitas layanan TB RO, dan kepada rumah sakit layanan TB RO untuk menjadwalkan kegiatan mini-cohort setiap bulan.