Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP)dan Basic Human Services (BHS)tahun 2006, menunjukkan 47 % masyarakat masih berprilaku buang air besar ke sungai, sawah, kebun dan tempat terbuka sementara perilaku pengelolaan air minum rumah tangga menunjukan 99,20 % merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,5 % dari air tersebut masih mengandung Eschericia Coli. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional pada tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada tahun 2006.
Pemerintah telah memberikan perhatian dibidang hygiene dan sanitasi dengan meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada separuh dari proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses tersebut. Kedua pendekatan tersebut dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat untuk menumbuhkan prakarsa, inisiatif, dan partisipasi aktif masyarakat dalam memutuskan, merencanakan, menyiapkan, melaksanakan, dan memelihara sarana yang telah dibangun secara berkesinambungan dalam peningkatan prilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat dan lingkungan sekolah.