Medan, 26 Juni 2025 — Kabar menggembirakan datang bagi penderita Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) di Sumatera Utara. Sejak tahun 2024, provinsi ini menjadi salah satu pelopor nasional dalam menginisiasi layanan pengobatan TBC RO dengan paduan BPaL/M (Bedaquiline, Pretomanid, Linezolid, Moxifloxacin) di lini pertama pelayanan kesehatan, yaitu di Puskesmas.
Langkah strategis ini mendapat perhatian nasional dengan dilaksanakannya kunjungan oleh Kementerian Kesehatan RI, bersama tim ahli dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dan Yayasan Riset dan Pelatihan Respirasi Indonesia (YRPRI) ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan 5 Puskesmas Inisiasi di Kota Medan: Puskesmas Kota Matsum, Glugur Darat, Tegal Sari, Sukaramai, dan Teladan.
BPaL/M: Terobosan 6 Bulan yang Ubah Harapan Menjadi Kenyataan
Pengobatan TBC RO sebelumnya bisa berlangsung antara 9 hingga 24 bulan, dengan tingkat keberhasilan yang beragam dan tantangan efek samping yang cukup besar. Kini, dengan paduan BPaL/M, pengobatan dipangkas menjadi hanya 6 bulan dengan tingkat kesembuhan mencapai 89–91% berdasarkan studi awal internasional.
Keunggulan Paduan BPaL/M:
- ⏱ Durasi lebih singkat: hanya 6 bulan
- 📈 Efikasi tinggi: hingga 91%
- 💊 Jumlah obat lebih sedikit: memudahkan kepatuhan pasien
- 💰 Lebih hemat biaya: efisien untuk pasien dan sistem kesehatan
Program ini menjadi bagian dari inisiatif nasional bertajuk #ONWARDS (Optimizing New regimens With Accelerated Rollout and Decentralization Strategy) yang mendorong desentralisasi pengobatan TBC RO dari rumah sakit ke fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Puskesmas Jadi Garda Terdepan Pengobatan TBC RO
Kunjungan tim pusat pada 26 Juni 2025 menjadi momen penting untuk mengevaluasi, mendukung, dan memperkuat kapasitas Puskesmas sebagai ujung tombak layanan TBC RO. Diskusi teknis, observasi lapangan, dan dialog interaktif bersama petugas kesehatan menjadi bagian dari strategi percepatan penatalaksanaan TBC RO berbasis komunitas.
“Dengan penguatan layanan di Puskesmas, pasien tidak perlu lagi dirujuk jauh atau menunggu lama. Harapan pulih dari TBC RO kini hadir lebih dekat, lebih cepat, dan lebih efektif,” ujar Novita Rohdearni Saragih, SKM, M.Sc, MA selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Provinsi Sumatera Utara yang membuka pertemuam ini.
Sumut Tunjukkan Kepemimpinan Daerah dalam Eliminasi TBC
Langkah progresif Sumut ini dinilai sejalan dengan target nasional untuk eliminasi TBC pada 2030, di mana desentralisasi layanan, inovasi pengobatan, dan akses yang merata menjadi kunci keberhasilan.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara berkomitmen untuk memperluas implementasi pengobatan BPaL/M ke kabupaten/kota lain, memperkuat kapasitas petugas, serta mendorong keterlibatan lintas sektor dan masyarakat dalam mendeteksi, menangani, dan menyembuhkan TBC RO.