Salah satu permasalahan dan penyebab utama pasien tidak memulai pengobatan Tuberkulosis (TBC) Resistan Obat (RO) adalah karena jarak fasyankes pengobatan TBC RO yang jauh dari tempat tinggal pasien dan akses yang sulit. Pada Tahun 2023, Program Nasional Tuberkulosis menunjuk Provinsi Sumatera Utara sebagai perluasan piloting inisiasi Pengobatan Pasien TB RO di Tiga (3) Kabupaten/Kota yaitu Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat. Pada Tahun 2024 Implementasi Pengobatan Pasien TBC di perluas ketiga (3) Kabupaten/Kota lainnya yaitu Kota Pematang Siantar, Kota Tebing Tinggi Dan Kabupaten Labuhan Batu Utara.
Pada tanggal 05-07 Mei 2025 dilakukan Kegiatan Monitoring Evaluasi Inisiasi Pengobatan TBC RO di Puskesmas Provinsi Sumatera Utara Utara di Hotel Ibis Styles Medan. Pertemuan ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan menilai pelaksanaan Puskesmas Inisiasi yang telah berjalan selama kurang lebih 2 Tahun di Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ini dihadiri oleh 71 Peserta yang terdiri dari Dokter Penanggung Jawab dan Perawat Puskesmas Inisiasi, Perawat TB RS Pengampu, Pengelola Program TB dari 6 wilayah Piloting Provinsi Sumatera Utara dan Perwakilan Tim Kerja Tuberkulosis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pada hari pertama pertemuan ini dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Bapak H. M. Faisal Hasrimy, yang di dampingi oleh Kepala Bidang P2P Ibu Novita Rohdearni Saragih, SKM, M. Sc, MA. Dalam sambutannya beliau berharap acara ini dapat menjadi tolak ukur dan penyengaran kembali bagi petugas TBC yang melaksanakan pengobatan pasien TBC RO di Puskesmas. Beliau berharap kedepannya proporsi pasien yang memulai pengobatan TBC RO di SUMUT dapat terus meningkat dengan memberdayakan Puskesmas Sebagai Fasyankes Inisiasi Pengobatan TBC RO. Pada hari yang sama dilakukan juga kegiatan Validasi Data Pasien TB RO di Puskesmas Inisiasi. Di pandu oleh TO PMDT saudari Sikap Berliana Sitepu, SKM, MKM dilakukan crosscheck data setiap pasien untuk memastikan keakuratan data pasien dan menyesuaikannya dengan standar Petunjuk Teknis Kementerian Kesehatan RI.
Dihari kedua kegiatan diawali oleh TO PMDT Akselersi yaitu saudara Ikhwan, SKM melakukan brainstorming untuk memantik semangat peserta melalui studi kasus agar peserta pertemuan paham fungsi dan perbedaan antara Puskesmas Inisiasi dan Desentralisiasi Pasien TB RO di fasyankses satelit. Tidak lupa juga paparan dari Pengelola Program TBC Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dari Ibu Kharina Ulfa, SKM, MKM yang terus mengingatkan Kabupaten/Kota untuk semangat dan mengejar capaian program TBC dan TBC RO Tahun 2025 di Provinsi Sumatera Utara. Selain itu di hari yang sama pada hari kedua peserta juga mendengarkan materi refreshment mekanisme Inisiasi TBC RO di Puskesmas yang di bawakan secara hybrid oleh Focal Point PMDT Tim Kerja TBC Kementerian Kesehatan RI, Ibu dr. Meilina Farikha, M.Epid. Dalam paparannya yang di pandu secara langsung oleh saudari Tiara Verdinawati, SKM peserta mendengarkan dengan antusias dan semangat.
Update tatalaksana pengobatan TBC RO di Puskesmas Inisiasi juga disampaikan oleh dr. Parluhutan Siagian, Sp.P selaku Tim Ahli Klinis perwakilan PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Cabang Sumut). Saat sesi ini peserta aktif bertanya menyampaikan kendalanya saat melakukan pengobatan pasien TBC RO di Puskesmas Inisiasi. Peserta juga menceritakan kasus sulit selama pelaksanaan Puskesmas Inisiasi dan menerima masukan dari pemateri untuk perbaikan pelayanan Inisiasi pasien TBC RO kedepannya.
Pada hari ketiga dilakukan validasi data dan paparan langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas Inisiasi dan RS Pengampu. Di Pandu Oleh TO Akselerasi yaitu saudara Novia Syahreni Tarigan, SKM, M.Epid mengajak masing masing peserta proaktif berbagi tantangan dan contoh praktik baik untuk proses pengobatan pasien TBC RO yang efektif kedepannya. Dipenghujung pertemuan dilanjutkan dengan paparan oleh Harmiza Khairunisa, AMd selaku perwakilan Finance Provinsi dan Riyan Rahmat Ramadhan Tanjung, SKM selaku perwakilan SR Komunitas YMMA yang membahasa tuntas mengenai Tatacara Klaim dan Bantuan Pengobatan yang diberikan Komunitas untuk Pasien TB RO.
Selama tiga (3) hari peserta kegiatan merasa antusias melalui diskusi, pembahasan kasus sulit dan refreshment Inisiasi pengobatan pasien TBC RO di Puskesmas. Peserta menganggap kegiatan Monitoring dan Evaluasi ini sangat bermanfaat karena dapat menilai pelaksanaan inisiasi pasien TBC RO yang telah mereka kerjakan dan mengindentifikasi masalah dan solusi sesuai arahan Tim Ahli Klinis serta saling berbagi praktik baik sesama teman sejawat.